Sabtu, 21 November 2015

Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Sesuai Tumbuh Kembang

ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER

Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular
Hanya dala.m beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus-menerus berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat penting seumur hidup. Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai sistem vital untuk mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.
>>Jantung berada dalam rongga thoraks di area mediastinum (ruang antar paru)
>>Terdiri dari sisi apeks (intercostalis 5) dan basal (costalis 2)
>>Terdiri dr 3 lapisan : perikardium, miokardium dan endokardium
  
Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir
                 ke jaringan. 
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh
                               tubuh. 
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.

Dinding Jantung / Lapisan Jantung
>>Miokardium :Terdiri atas otot jantung. Gerakannya involunter. Miokardium paling tebal berada pada bagian apeks dan paling tipis di basal
>>Endokardium : melapisi bilik katup jantung. Mengkilat, halus dan tipis utk aliran darah
Katup arterioventrikular  kanan (trikuspid), katup arterioventrikular kiri (mitral).
Katup membuka menutup dengan pasif sesuai perubahan tekanan dlm bilik
>>Perikardium : viseral dan parietal, menghasilkan cairan serosa kedalam ruang antara visera dan
     parietal, shg gerakannya halus saat kontraksi
Kantong pembungkus jantung Terdiri dari dua lapisan, yaitu :
>> Selaput parietal  : lapisan luar yang melekat pada dinding dada dan selaput paru.
>> Lapisan visceral atau epikardium : lapisan permukaan dari jantung itu sendiri
Diantara kedua lapisan tersebut, terdapat cairan pericardium (± 20 ml) yang berfungsi sebagai
pelumas untuk mengurangi gesekan saat jantung berkontraksi.


    Letak Jantung
Jantung adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan tangan orang dewasa. Jantung terletak di
rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan
vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan
dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri
garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada
paling depan dalam rongga thorax.
Apex cordis dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial
jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior.


Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sakpai 400 gram.
  
   Ruang Jantung   
~ Atrium kiri dan atrium kanan >> tekanan rendah
   Ciri-ciri : 
Atrium kanan menerima darah dari vena kava superior dan inverior, ruang jantung yang menerima darah yang kaya akan karbondioksida dari pembuluh vena cava yaitu vena cava inferior atau posterior dan vena cava superior/vena cava anterior.
Atrium kiri menerima darah dari vena pulmonalis, ruang jantung yang menerima darah yang kaya oksigen dari pulmo melalui pembuluh vena pulmonalis sinister dan darah tersebut kemudian disalurkan ke ventrikel sinister melalui valvula bikuspidalis/valvula mitral.
~ Vetrikel kiri dan kanan >> kekuatan utama pompa jantung.
    Ciri-ciri : 
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke arteri pulmonalis,  ruang jantung yang menerima darah yang kaya akan karbondioksida dari atrium dexter melalui Valvula trikuspidalis/katup trikuspidal. Selain itu berfungsi memompa darah ke pulmo melalui valvula pulmonalis dan disalurkan ke pulmo oleh pembuluh arteri pulmonalis sinister.
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan memompakan darah ke aorta, ruang jantung yang memerima darah yang kaya oksigen dari atrium sinister melalui valvula mitral dan memompa darah ke seluruh tubuh melalui valvula aorta/valvula semilunaris dan pembuluh nadi besar atau aorta.

Di aorta terdapat 3 percabangan arteri yaitu:

Arteri Brachiosefalus 
Arteri Carotid Sinister 
Arteri Bahu kiri
 
Melalui ketiga arteri aorta tersebut barulah darah akan beredar ke seluruh tubuh.

   Katub Jantung 

Katub Atrioventikuler, Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup trikuspidalis. Katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katup bikuspidalis atau katup mitral. Katup atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke ventrikel pada saat diastolik dan mencegah aliran balik pada saat ventrikel berkontraksi memompa darah keluar jantung yaitu pada saat sistolik. 
Katub Seminularis, Katup pulmonalis terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh darah ini dengan ventrikel kanan dan katup aortik terletak antara ventrikel kiri dan pembuluh darah aorta. Kedua katup tersebut berfungsi  mengalirkan darah dari ventrikel ke masing-masing arteri pada saat sistolik dan mencegah aliran balik saat  diastolik.

Selain itu jantung juga memiliki 3 sekat yakni :
1. Septum AtriorumSekat ini memisahkan ruang antara atrium dexter dan atrium sinister. 
2. Septum Interventrikularis. Sekat ini memisahkan ruang antara ventrikel dexter dan sinister. 
3. Septum AtrioventrikularisSekat ini memisahkan ruang antara atrium dan ventrikel baik itu antara atrium dexter dengan ventrikel dexter dan antara atrium sinister dengan ventrikel sinister. 
Dinding Bilik lebih tebal dari serambi sedangkan dinding bilik kiri lebih tebal 2 kali lipat dari bilik kanan.
Alasan mengapa dinding bilik lebih tebal dari serambi karena bilik bertugas memompa darah sedangkan
serambi hanya menerima darah. Kemudian alasan mengapa dinding bilik kiri lebih tebal dari dinding bilik
kanan karena bilik kiri bertugas memompa darah ke seluruh tubuh sedangkan bilik kanan hanya memompa
darah ke paru-paru (pulmo).



   Otot Jantung   
Bersifat lurik dan involunter >> berkontraksi secara ritmis dan otomatis
Serat-serat parallel dengan  guratan melintang, terdapat jaringan ikat halus, mengandung pembuluh darah
kecil dan pembuluh getah bening


FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER

   Aliran Darah ke Jantung 
Vena kava superior dan vena kava inferior, memompa darah ke atrium. Melalui trikuspid masuk ke ventrikel
kanan, kemudian dipompa ke pulmonalis melalui arteri pulmonalis. Diparu terjadi pertukaran gas. Gas kaya 
O2 dibawa dari paru ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup 
mitral. Kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui aorta.

   Metabolisme otot jantung 
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat banyak
mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot
jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
Sistem Sirkulasi
   Suplai Darah Ke Jantung 
>> Diperdarahi oleh arteri koronaria kanan dan kiri, yang bercabang di aorta. 
>> Arteri koronaria menerima sekitar 5 % darah yang dipompa dari jantung.
   Sirkulasi Koronaria
Vasikulari dan Persarafan Jantung
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari 
aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.
Arteria coronaria dextra
Berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan diantara truncus pulmonalis dan auircula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus atrioventriculare dextra, 
dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam sulcus interventricularis posterior. Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventricel dexter (kecuali sebagian kecil daerah sebelah   kanan   sulcus   interventricularis), bagian   yang   bervariasi   dari   facies diaphragmatica ventricel sinistra, 1/3 posterior septum ventriculare, atrium dextra dan sebagian atrium sinistra, nodus SA, nodus AV, dan fasciculus atrioventricularis. Cabang-cabang arteria coronaria dextra adalah arteria marginalis  dan  arteria  ventricularis posterior. 
Arteria coronaria sinistra
Arteria coronaria sinistra yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria dextra, mendarahi
sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinistra, ventricel sinistra, dan septum ventriculare.
Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus
pulmonalis dan auricula   sinistra. 
Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi  
1. Arteri Interventrikularis anterior (rami descendens anterior) yang   mendarahi   bagian   depan   dan
    samping   atas   ventricel   sinistra 
2. Arteri Circumflexus (ramus circumflexus) yang mendarahi bagian belakang bawah ventricel sinistra.
Venae coronariae
Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium  dextra melalui sinus coronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan lanjutan dari  vena cordis magna  (bermuara ke atrium dextra sebelah kiri vena cava inferior). Vena cordis parva dan vena cordis media merupakan cabang sinus coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextra melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui vena-vena kecil  yang  bermuara  langsung  ke  ruang-ruang  jantung.  Tetapi,  ada  vena jantung yang langsung bermuara ke atrium dextra tanpa melewati sinus coronaria, yaitu: vena cordis anterior dan vena cordis minima (Thebesi).
Sistem Konduksi Jantung
Jantung memiliki sistem intrinsik, yakni otot jantung scr otomatis terstimulasi utk berkontraksi tanpa stimulus
eksternal (autoritmesitas)
>> Sumber listrik :
Sa nodes : didinding atrium kanan, pacemaker utama (kontraksi atrium)
Av node : diseptum atrium, pacemaker kedua
Berkas Av/his: menghantarkan impuls dr av node ke apeks (kontraksi ventrikular)
>> Sistem Penghantar Khusus :
* SA node (
pace maker), di dinding atrium ka dkt muara vena cava superior; 70-80x/mnt
* AV node, di dasar atrium ka dkt sekat atrium-ventrikel; 40-60x/mnt
* Berkas his, berkas dr AV node msk ke septum interventrikel
* Serat purkinje, serat yg menyebar ke miokard ventrikel
  
 


ANATOMI SISTEM PERNAPASAN
Pembagian Saluran Nafas :
Saluran Nafas Atas 
Hidung & Kavitas Nasal 
~ Udara masuk & meninggalkan sistem respirasi lewat hidung.   
~ Tersusun oleh tulang dan kartilago yg ditutupi kulit 
~ Kedua kavitas nasal dipisahkan oleh “ SEPTUM NASI “
~ Mukosa hidung : epitel bersilia dan sel goblet yang memproduksi mukus 
 ~Bakteri dan partikel dari polusi udara terperangkap di mukus
~ Silia mendorong mukus menuju faring 
~ Kebanyakan mukus akan ditelan, bakteri dihancurkan oleh asam lambung
~ Dalam kavitas nasalis terdapat “ Reseptor olfaktorius “  yg mendeteksi uap kimiawi  
~ Terdapat duktus nasolacrimalis, yang menyalurkan air mata kedalam hidung.
~ Kondisi influenza, terdapat penumpukan cairan sehingga terjadi radang di dalam rongga telinga dan 
sinus paranasalis. >> Sinus Frontalis, Sinus Maksilaris, Sinus Ethmoidalis, Sinus Sphenoidalis
Ciri-ciri Hidung : 
1.    Sinus - sinus dan sekat yang memperluas permukaan. 
2.    Kelenjar lendir
3.    Pleksus vena
4.    Rambut dan bulu
    Fungsi Hidung :  
1.    Warming  
Penyesuaian suhu udara luar ke suhu dalam paru 
2.    Humidifying 
Penyesuaian kelembaban udara dari rendah ke 100 % 
3.    Filtering 
Melaksanakan filter terhadap debu yang berukuran 5 mikron ke atas  
4.    Defence 
Pertahanan terhadap masuknya baksil yang ikut masuk bersama udara 

Esophagus 
tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke
dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.

Faring
Faring : pipa muskuler di belakang rongga hidung, mulut dan di depan vertebra servikalis
Dibagi menjadi 3 bagian :
     1. Nasofaring 
Bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga nasal. Suatu jalan hanya untuk udara, tetapi
bagian sisanya ( Faring ) berfungsi untuk jalan udara dan makanan meskipun tidak pada saat yang
bersamaan. Terdapat dua tuba eustachius yang menghubungkan nasofaring dengan telingan tengah. 
     2. Orofaring 
Berada di belakang mulut, mukosanya berepitel gepeng bertingkat, merupakan kelanjutan dari rongga 
mulut. Pada dinding lateral terdapat TONSILA PALATINA yang berfungsi menghancurkan patogen 
yg penetrasi ke mukosa.
      3. Laringofaring. 
Bagian paling bawah faring. Bagian anteroir membuka menuju laring, dan bagian posterior menuju esofagus. 
Kontraksi muskuler orofaring & laringofaring adalah bagian dalam reflek menelan. Palatum molle terangkat
saat menelan untuk menutup nasofaring, dan mencegah makanan atau saliva naik, bukan turun.“ UVULA “
bagian palatum molle yang dapat dilihat pada bagian belakang tenggorokkan. Pada dinding posterior
nasofaring terdapat adenoid atau tonsila faringeal, suati noduli limfoid yang berisi makrofag.
 Fisiologi Menelan 
•Lidah menekan makanan menuju faring posterior.

Pergerakan makanan menekan epiglotis
 
•Epiglotis menutup trachea.
 •Makanan masuk melewati esophagus
•Epiglotis kembali pada posisi normal  
Laring  
~ Laring disebut juga : “ KOTAK SUARA “. , yaitu fungsinya untuk berbicara

~ Fungsi lainnya : Jalan udara antara faring dan trakea
~ Laring tersusun atas 9 lempeng kartilago yang dihubungkan dengan ligamen , yang gunanya supaya jalur
    udara tetap terjaga terbuka setiap waktu.
~ Kartilago adalah : jaringan lentur yang mencegah kolap laring.
~ Esofagus adalah pipa yang kolaps, kecuali ketika makan melewatinya.
~ Kartilago terbesar adalah : “ KARTILAGO TIROIDEUS “ yang dapat diraba pada permukaan leher. 
~ “EPIGLOTIS” adalah kertilago yang paling atas untuk menutup laring sewaktu orang menelan.
~ Pada saat menelan, laring terangkat, dan epiglotis menutup bagian puncak  untuk mencegah makanan
   masuk ke laring. "PLIKA VOKALIS “  ( Pita suara ) : berada di kedua sisi Glotis,
   yang terbuka diantaranya. 
Selama bernafas : PITA SUARA  berada di sisi glotis, sehingga udara melintas
Selama berbicara : Otot-otot intrinsik laring menarik pita suara melewati glotis dan hembusan udara
menggetarkan pita suara untuk menghasilkan  suara yang bisa diubah menjadi pembicaraan. 
~ Nervus kranialis yg merupakan nervus motorik pada laring untuk fungsi bicara adalah nervus vagus dan
    nervus aksesorius secara bebas.
Saluran Nafas Bawah 


Trakea 
 >> Trakea memiliki panjang : 10 – 13 cm, diameter 2,5 cm dan menghubungkan Laring sampai Bronkus 
Primarius.
>> Dinding trakea terdiri : 16 – 20 lempeng kartilago dengan bentuk menyerupai huruf “ C “yang 
menjaga trakea tetap
>> Celah pada cincin kartilago yang tidak bisa menutup secara penuh berada di sisi posterior.
>> Celah ini memungkinkan ekspansi esofagus ketika makanan di telan
>> Mukosa dari trakea “ epitel bersilia “ dengan sel Goblet. terbuka.



Bronkus
Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal dari pada yg kiri, shg benda asing yg
terhirup lebih mudah masuk ke bronkhi kanan.

 
Bronchus primer, sekunder dan tersier.
Dari trache sampai dengan bronchus tersier debu < 5 micron akan ditangkap dan dikeluarkan oleh
silia dengan kecepatan 3 cm / jam
Bronchus terminalis (Tersier)
Debu ukuran 1 – 3 micron ditahan dan dikeluarkan oleh silia dengan kecepatan 1 cm / jam


Bronchiulus
Merupakan cabang dari bronchus sekunder yang dibagi kedalam saluran-saluran kecil yaitu
>> bronchiolus terminal (dilapisi cilia)
>> bronchiolus respirasi (difusu)
Kedua bronchiolus ini mempunyai diameter < 1 mm. 
Dari Bronchioli respiratorius selanjutnya menuju ductus alviolus dan ke alvioli.

Alveolus 

Duktus alveolus menyerupai buah anggur. 
Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas.
Diperkirakan paru-paru mengandung  + 300 juta alveolus ( luas permukaan + 100 m2 ) yang dikelilingi oleh
kapiler darah.
Dinding alveolus menghasilkan surfaktan berfungsi menurunkan tegangan permukaan dinding alveoli.
Pleura 

>> Pleura terdiri dari 2 lapisan:
  1. Lapisan viseralis yg melekat pd paru.
  2. Lapisan parietalis yg membatasi aspek terdalam dinding dada.
>> Rongga pleura mengandung sedikit cairan pleura yg berfungsi sbg pelumas u/ mengurangi
perlengketan antar kedua pleura.
Selama inspirasi maksimal paru-paru hampir mengisi seluruh rongga pleura.
Pd Inspirasi tenang paru2 tdk mengembang maksimal. Sehingga menyisakan ruang sisa pada pleura.
Peradangan pleura (pleuritis) terjadi akibat infeksi pd bag. Paru yg melekat ke pleura.
 
 Paru-Paru 


Organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) 
vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon
dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai
fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari
kata Latin pulmones untuk paru-paru.
Terdiri dari : 
1. Paru kanan >> 3 lobus
2. Paru kiri >> 2 lobus

FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

TRANSPOR OKSIGEN


Hemoglobin
Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:
Kelarutan fisik dalam plasma
Ikatan kimiawi dengan hemoglobin.
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobindan O2 menurun.  
Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 )
>> Plasma
>> Hemoglobin 
REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas yang ada di
dalam darah
Pusat respirasi di medulla oblongata mengatur:
    Rate impuls                           Respirasi rate
    Amplitudo impuls                 Tidal volume
Pusat inspirasi dan ekspirasi : posterior medulla oblongata
Pusat kemo reseptor : anterior medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks : pons.
Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCo2, pH darah, PaO2

Ketika udara atmosfer mencapai alveoli, oksigen akan bergerak dari alveoli melintasi membran alveolar
kapiler dan menuju sel darah merah. Sistem sirkulasi kemudian akan membawa oksigen yang telah berikatan
dengan sel darah merah menuju jaringan tubuh, dimana oksigen akan digunakan sebagai bahan bakar dalam
proses metabolisme.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida pada membran alveolar kapiler dikenal dengan istilah difusi
pulmonal. Setelah proses pertukaran gas selesai (kadar karbondioksida yang rendah) akan menuju sisi kiri
jantung, dan akan dipompakan ke seluruh sel dalam tubuh.
Saat mencapai jaringan, sel darah merah yang teroksigenasi ini akan melepaskan ikatannya dengan oksigen
dan oksigen tersebut digunakan untuk bahan bakar metabolisme. Juga karbondioksida akan masuk sel darah
merah. Sel darah merah yang rendah oksigen dan tinggi karbondioksida akan menuju sisi kanan jantung
untuk kemudian dipompakan ke paru-paru.
Hal yang sangat penting dalam proses ini adalah bahwa alveoli harus terus menerus mengalami pengisian
dengan udara segar yang mengandung oksigen dalam jumlah yang cukup.

Proses pernafasan sendiri ada dua yaitu inspirasi (menghirup) dan ekspirasi (mengeluarkan nafas).
Inspirasi dilakukan oleh dua jenis otot:
1. Otot interkostal, antara iga-iga. Pernafasan ini dikenal sebagai pernafasan torakal. Otot dipersarafi    oleh nervus interkostalis (torakall 1 – 12)
2. Otot diafragma, bila berkontraksi diafragma akan menurun. Hal ini dikenal sebagai pernafasan abdominal, dan persarafan melalui nerfus frenikus yang berasal dari cervikal 3-4-5.
Pusat pernafasan ada di batang otak, yang mendapat rangsangan melalui baro reseptor  yang terdapat di
aorta dan arteri karotis. Melalui nervus frenikus dan nervus interkostalis akan menjadi pernafasan abdomino
torakal (pada bayi disebut torako-abdominal).
Dalam keadaan normal volume udara yang kita hirup saat bernafas  dikenal sebagai tidal volume. Bila
membutuhkan oksigen lebih banyak maka akan dilakukan penambahan volume pernafasan melalui
pemakaian otot-otot pernafasan tambahan.

PROSES OKSIGENASI
Respirasi (oksigenasi) adalah peristiwa menghirup O2 masuk kedalam tubuh & mengeluarkan CO2
sebagai sisa dari proses Oksidasi/ metabolisme. 

Fungsi Respirasi : 
•Mengambil O2 yang lalu dbawa oleh darah ke seluruh tubuh 
•Mengeluarkan CO2  yang terjadi dari sisa pembakaran( metabolisme ) 
•Menghangatkan & melembabkan udara.

Proses oksigenasi  terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. 
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. 
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi : 
a. Tekanan udara atmosfir 
b. Jalan nafas yang bersih 
c. Pengembangan paru yang adekuat 

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. 
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi : 
a. Luas permukaan paru 
b. Tebal membran respirasi 
c. Jumlah darah 
d. Keadaan/jumlah kapiler darah 
e. Afinitas 
f. Waktu adanya udara di alveoli 

3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. 
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel. 
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi : 
a. Curah jantung (cardiac Output / CO) 
b. Jumlah sel darah merah 
c. Hematokrit darah 
d. Latihan (exercise) 

Jenis Pernapasan

1. Pernapasan Eksternal 
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut
sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut
pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen
akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel
darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan
oksigen 100 mmHg.
2. Pernapasan Internal 
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya
yang sering melibatkan proses  Semua hormon termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran
pernapasan.

 TANDA DAN GEJALA GANGGUAN OKSIGENASI
Jenis-jenis gangguan oksigenasi
1. Hiperventilasi: merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah Oksigen dalam paru-paru agar pernafsan lebih cepat dan dalam. Hiperfentilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik. Tanda-tanda Hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
2. Hipoventilasi: terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan oksigen tubuh atau untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
3. Hipoksia : tidak adekuatnya pemenuhan oksigen seluler akibat dari defisiensi oksigen yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurangnya konsentrasi oksigen jika berda di puncak gunung. Tanda dan gejala Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
   Tanda dan Gejala:
1. Suara nafas tidak normal 
2. Perubahan jumlah pernafasan 
3. Batuk disertai dahak
4. Penggunaan otot tambahan pernafasan 
5. Dispnea 
6. Penurunan haluan urin 
7. Penurunan ekspansi paru 
8. Takhipnea
Proses Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
1. Pemberian oksigen
 
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan
             dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan

2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage. 
a.

 
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkhus. 
Prosedur:
1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi
              ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti : mammae,
             sternum dan ginjal. 
b.
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada
klien. Tujuannya, vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara ekspirasi dan
melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian dengan perkusi, 
Prosedur:
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum.
c. Postural drainage 
Merupakan salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelum tidur pada malam hari. Postural drainage harus lebih sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya menjadi kehijauan dan kental atau ketika klien menderita demam. 
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir. 
Peralatan:
a. Bantal
b. Papan pengatur posisi
c. Tisu wajah
d. Segelas air
e. Sputum pol 
Prosedur:
1. cuci tangan
2. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua area paru, data
             klinis dan chest X-ray.
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area
             yang di drainage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan
             suction. Tampung sputum di sputum spot.
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan

3. Napas dalam dan batuk efektif 
a. Napas dalam
 
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips breathing. 
Prosedur:
1. Atur posisi yang nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan
 
b. Batuk efektif


Yaitu latihan batuk untuk mengeluarkan sekret. 
Prosedur:
1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue dan hipoksia.

4. Suctioning (pengisapan lendir)
       Pengisapan lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan oksigenasi.
  Persiapan Alat dan Bahan :
1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
2. Kateter pengisap lendir
3. Pinset steril
4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
5. Kasa steril
6. Kertas tisu 
 Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
4. Gunakan sarung tangan
5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades
             atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
11. Lakukan hingga lendir bersih
12. Catat respon yang terjadi
13. Cuci tangan




* THANK YOU ^-^ SEMOGA BERMANFAAT *


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar