ANATOMI SISTEM KARDIOVASKULER
Gambaran Anatomi Sistem Kardiovaskular
Hanya
dala.m beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung
terus-menerus berdetak. Jantung berkembang sedemikian dini, dan sangat
penting seumur hidup. Hal ini karena sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh. Fungsi ini akan berfungsi sebagai sistem vital untuk
mengangkut bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.
>>Terdiri
dari sisi apeks (intercostalis 5) dan basal (costalis 2)
>>Terdiri
dr 3 lapisan : perikardium, miokardium dan endokardium
Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir
ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh
tubuh.
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Sistem sirkulasi teridiri dari tiga komponen dasar:
1. Jantung, yang berfungsi sebagai pemompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar dapat mengalir
ke jaringan.
2. Pembuluh darah, berfungsi sebagai saluran yang digunakan agar darah dapat didistribusikan ke seluruh
tubuh.
3. Darah, berfungsi sebagai media transportasi segala material yang akan didistribusikan ke seluruh tubuh.
Dinding Jantung / Lapisan Jantung
>>Miokardium
:Terdiri atas otot jantung. Gerakannya involunter. Miokardium paling tebal berada pada bagian apeks dan paling tipis di basal
>>Endokardium : melapisi bilik katup jantung. Mengkilat, halus dan tipis utk aliran darah
Katup arterioventrikular kanan (trikuspid), katup arterioventrikular kiri (mitral).
Katup membuka menutup dengan pasif sesuai perubahan tekanan dlm bilik
>>Perikardium : viseral dan parietal, menghasilkan cairan serosa kedalam ruang antara visera dan
parietal, shg gerakannya halus saat kontraksi
>> Selaput parietal : lapisan luar yang
melekat pada dinding dada dan selaput paru.
>> Lapisan visceral atau epikardium : lapisan permukaan dari
jantung itu sendiri
pelumas untuk mengurangi gesekan saat jantung berkontraksi.
Letak Jantung
Jantung
adalah organ berotot dengan ukuran sekepalan tangan orang dewasa.
Jantung terletak di
rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan
vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan
dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri
garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada
paling depan dalam rongga thorax.
rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan
vertebra (tulang punggung) di sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan
dibatasi oleh sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri
garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis berada
paling depan dalam rongga thorax.
Apex cordis dapat diraba pada ruang
intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri. Batas cranial
jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior.
jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior.
Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm, dengan berat 300 sakpai 400 gram.
Ruang Jantung
~ Atrium kiri dan atrium kanan >> tekanan rendah
Ciri-ciri :
Atrium kanan menerima darah dari vena kava superior dan inverior, ruang jantung yang menerima darah yang kaya akan karbondioksida dari pembuluh vena cava yaitu vena cava inferior atau posterior dan vena cava superior/vena cava anterior.
Atrium kiri menerima darah dari vena pulmonalis, ruang jantung yang menerima darah yang kaya oksigen dari pulmo melalui pembuluh vena pulmonalis sinister dan darah tersebut kemudian disalurkan ke ventrikel sinister melalui valvula bikuspidalis/valvula mitral.
Atrium kanan menerima darah dari vena kava superior dan inverior, ruang jantung yang menerima darah yang kaya akan karbondioksida dari pembuluh vena cava yaitu vena cava inferior atau posterior dan vena cava superior/vena cava anterior.
Atrium kiri menerima darah dari vena pulmonalis, ruang jantung yang menerima darah yang kaya oksigen dari pulmo melalui pembuluh vena pulmonalis sinister dan darah tersebut kemudian disalurkan ke ventrikel sinister melalui valvula bikuspidalis/valvula mitral.
~ Vetrikel kiri dan kanan >> kekuatan utama pompa jantung.
Ciri-ciri :
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke arteri pulmonalis, ruang jantung yang menerima darah yang kaya akan karbondioksida dari atrium dexter melalui Valvula trikuspidalis/katup trikuspidal. Selain itu berfungsi memompa darah ke pulmo melalui valvula pulmonalis dan disalurkan ke pulmo oleh pembuluh arteri pulmonalis sinister.
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan memompakan darah ke aorta, ruang jantung yang memerima darah yang kaya oksigen dari atrium sinister melalui valvula mitral dan memompa darah ke seluruh tubuh melalui valvula aorta/valvula semilunaris dan pembuluh nadi besar atau aorta.
Di aorta terdapat 3 percabangan arteri yaitu:
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke arteri pulmonalis, ruang jantung yang menerima darah yang kaya akan karbondioksida dari atrium dexter melalui Valvula trikuspidalis/katup trikuspidal. Selain itu berfungsi memompa darah ke pulmo melalui valvula pulmonalis dan disalurkan ke pulmo oleh pembuluh arteri pulmonalis sinister.
Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan memompakan darah ke aorta, ruang jantung yang memerima darah yang kaya oksigen dari atrium sinister melalui valvula mitral dan memompa darah ke seluruh tubuh melalui valvula aorta/valvula semilunaris dan pembuluh nadi besar atau aorta.
Di aorta terdapat 3 percabangan arteri yaitu:
Arteri Brachiosefalus
Arteri Carotid Sinister
Arteri Bahu kiri
Melalui ketiga arteri aorta tersebut barulah darah akan beredar ke seluruh tubuh.
Katub Jantung
Katub Atrioventikuler, Terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan disebut katup trikuspidalis. Katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri disebut katup bikuspidalis atau katup mitral.
Katup atrioventrikuler memungkinkan darah mengalir dari masing-masing
atrium ke ventrikel pada saat diastolik dan mencegah aliran balik pada
saat ventrikel berkontraksi memompa darah keluar jantung yaitu pada saat
sistolik.
Katub Seminularis, Katup
pulmonalis terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh darah
ini dengan ventrikel kanan dan katup aortik terletak antara ventrikel
kiri dan pembuluh darah aorta. Kedua katup tersebut berfungsi
mengalirkan darah dari ventrikel ke masing-masing arteri pada saat
sistolik dan mencegah aliran balik saat diastolik.
Selain itu jantung juga memiliki 3 sekat yakni :
1. Septum Atriorum. Sekat ini memisahkan ruang antara atrium dexter dan atrium sinister.
2. Septum Interventrikularis. Sekat ini memisahkan ruang antara ventrikel dexter dan sinister.
3. Septum Atrioventrikularis. Sekat ini memisahkan ruang antara atrium dan ventrikel baik itu antara atrium dexter dengan ventrikel dexter dan antara atrium sinister dengan ventrikel sinister.
Dinding Bilik lebih tebal dari
serambi sedangkan dinding bilik kiri lebih tebal 2 kali lipat dari bilik
kanan.
Alasan mengapa dinding bilik lebih tebal dari serambi karena
bilik bertugas memompa darah sedangkan
serambi hanya menerima darah.
Kemudian alasan mengapa dinding bilik kiri lebih tebal dari dinding
bilik
kanan karena bilik kiri bertugas memompa darah ke seluruh tubuh
sedangkan bilik kanan hanya memompa
darah ke paru-paru (pulmo).
Bersifat lurik dan involunter >> berkontraksi secara ritmis dan otomatis
Serat-serat parallel dengan guratan melintang, terdapat jaringan ikat halus, mengandung pembuluh darah
FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
Aliran Darah ke Jantung
Vena kava superior dan
vena kava inferior, memompa darah ke atrium. Melalui trikuspid masuk ke ventrikel
kanan, kemudian dipompa ke pulmonalis melalui arteri pulmonalis. Diparu terjadi pertukaran gas. Gas kaya
O2 dibawa dari paru ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup
mitral. Kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui aorta.
Metabolisme otot jantung
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat banyak
mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot
jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
Metabolisme otot jantung
Metabolisme otot jantung tergantung sepenuhnya pada metabolisme aerobik. Otot jantung sangat banyak
mengandung mioglobin yang dapat mengikat oksigen. Karena metabolisme sepenuhnya adalah aerob, otot
jantung tidak pernah mengalami kelelahan.
Suplai Darah Ke Jantung
>> Diperdarahi oleh arteri koronaria kanan dan kiri, yang bercabang di aorta. >> Arteri koronaria menerima sekitar 5 % darah yang dipompa dari jantung.
Sirkulasi Koronaria
Vasikulari dan Persarafan Jantung
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.
Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.
Arteria coronaria dextra
Berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan diantara truncus pulmonalis dan auircula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam sulcus interventricularis posterior. Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventricel dexter (kecuali sebagian kecil daerah sebelah kanan sulcus interventricularis), bagian yang bervariasi dari facies diaphragmatica ventricel sinistra, 1/3 posterior septum ventriculare, atrium dextra dan sebagian atrium sinistra, nodus SA, nodus AV, dan fasciculus atrioventricularis. Cabang-cabang arteria coronaria dextra adalah arteria marginalis dan arteria ventricularis posterior.
Berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan diantara truncus pulmonalis dan auircula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di dalam sulcus atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam sulcus interventricularis posterior. Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventricel dexter (kecuali sebagian kecil daerah sebelah kanan sulcus interventricularis), bagian yang bervariasi dari facies diaphragmatica ventricel sinistra, 1/3 posterior septum ventriculare, atrium dextra dan sebagian atrium sinistra, nodus SA, nodus AV, dan fasciculus atrioventricularis. Cabang-cabang arteria coronaria dextra adalah arteria marginalis dan arteria ventricularis posterior.
Arteria coronaria sinistra
Arteria coronaria sinistra yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria dextra, mendarahi
sebagian besar jantung, termasuk
sebagian besar atrium sinistra, ventricel sinistra, dan septum ventriculare.
Arteria ini
berasal dari posterior kiri sinus aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus
pulmonalis dan auricula sinistra.
Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi
1. Arteri Interventrikularis anterior (rami
descendens anterior) yang mendarahi bagian depan dan
samping
atas
ventricel
sinistra
2. Arteri Circumflexus (ramus circumflexus) yang mendarahi bagian belakang bawah ventricel sinistra.
Venae coronariae
Sebagian besar darah dari
dinding jantung mengalir ke atrium dextra
melalui sinus coronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus
atrioventricularis dan merupakan lanjutan dari vena cordis
magna (bermuara ke atrium dextra sebelah
kiri vena cava inferior). Vena cordis parva dan vena cordis media merupakan
cabang sinus coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextra melalui vena ventriculi dextri
anterior dan melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung. Tetapi, ada vena jantung yang langsung bermuara ke atrium dextra tanpa melewati
sinus coronaria, yaitu: vena cordis anterior dan vena cordis minima (Thebesi).
Jantung memiliki sistem intrinsik, yakni otot jantung scr otomatis terstimulasi utk berkontraksi tanpa
stimulus
eksternal (autoritmesitas)
>> Sumber listrik :
Sa nodes : didinding
atrium kanan,
pacemaker utama (kontraksi
atrium)
Av node : diseptum
atrium, pacemaker kedua
Berkas Av/his: menghantarkan impuls dr av node ke apeks (kontraksi ventrikular)
>> Sistem Penghantar Khusus :
* SA node (pace maker), di dinding atrium ka dkt muara vena cava superior; 70-80x/mnt
* AV node, di dasar atrium ka dkt sekat atrium-ventrikel; 40-60x/mnt
* Berkas his, berkas dr AV node msk ke septum interventrikel
* Serat purkinje, serat yg menyebar ke miokard ventrikel
* SA node (pace maker), di dinding atrium ka dkt muara vena cava superior; 70-80x/mnt
* AV node, di dasar atrium ka dkt sekat atrium-ventrikel; 40-60x/mnt
* Berkas his, berkas dr AV node msk ke septum interventrikel
* Serat purkinje, serat yg menyebar ke miokard ventrikel
ANATOMI SISTEM PERNAPASAN
Saluran Nafas Atas
Hidung & Kavitas Nasal
~ Udara
masuk & meninggalkan sistem respirasi lewat hidung.
~ Tersusun
oleh tulang dan kartilago yg ditutupi kulit
~ Kedua
kavitas nasal dipisahkan oleh “ SEPTUM NASI “
~ Mukosa
hidung : epitel bersilia dan sel goblet yang memproduksi mukus
~Bakteri
dan partikel dari polusi udara terperangkap di mukus
~ Silia
mendorong mukus menuju faring
~ Kebanyakan
mukus akan ditelan, bakteri dihancurkan oleh asam lambung
~ Dalam
kavitas nasalis terdapat “ Reseptor olfaktorius “ yg
mendeteksi uap kimiawi
~ Terdapat
duktus nasolacrimalis, yang menyalurkan air mata kedalam hidung.
~ Kondisi
influenza, terdapat penumpukan cairan sehingga terjadi radang di dalam rongga telinga dan
sinus paranasalis. >> Sinus Frontalis, Sinus Maksilaris, Sinus Ethmoidalis, Sinus Sphenoidalis
Ciri-ciri Hidung :
1.
Sinus - sinus dan sekat yang memperluas permukaan.
2. Kelenjar lendir
3. Pleksus vena
4. Rambut dan bulu
Fungsi Hidung :
1. Warming
Penyesuaian suhu udara luar ke suhu dalam paru
2. Humidifying
Penyesuaian kelembaban udara dari rendah ke 100 %
3. Filtering
Melaksanakan filter terhadap debu yang berukuran 5 mikron ke atas
4. Defence
Pertahanan terhadap masuknya baksil yang ikut masuk bersama udara
Esophagus
tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke
dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan menggunakan proses peristaltik.
Faring
Faring : pipa muskuler di belakang rongga hidung, mulut dan di depan vertebra servikalis
Dibagi menjadi 3 bagian :
1. Nasofaring
Bagian posterior rongga nasal yang membuka kearah rongga nasal. Suatu jalan hanya untuk udara, tetapi
bagian sisanya ( Faring ) berfungsi untuk jalan udara dan makanan meskipun tidak pada saat
yang
bersamaan. Terdapat dua
tuba eustachius yang menghubungkan nasofaring dengan telingan tengah.
2. Orofaring
Berada di belakang mulut, mukosanya berepitel gepeng bertingkat, merupakan kelanjutan dari rongga
mulut. Pada dinding lateral terdapat TONSILA PALATINA
yang berfungsi menghancurkan patogen
yg penetrasi ke mukosa.
3. Laringofaring.
Bagian paling bawah faring. Bagian anteroir membuka menuju laring, dan bagian posterior menuju esofagus.
Kontraksi muskuler orofaring & laringofaring adalah bagian dalam reflek menelan. Palatum molle terangkat
saat menelan untuk menutup nasofaring, dan mencegah makanan atau saliva naik, bukan turun.“ UVULA “
bagian palatum molle yang dapat dilihat pada bagian belakang tenggorokkan. Pada dinding posterior
nasofaring terdapat adenoid atau tonsila faringeal, suati noduli limfoid yang berisi makrofag.
Fisiologi Menelan
•Lidah menekan makanan menuju
faring posterior.
•Pergerakan makanan menekan epiglotis
Laring
~ Laring disebut juga : “ KOTAK SUARA “. ,
yaitu fungsinya untuk berbicara
~ Fungsi lainnya : Jalan udara antara faring dan trakea
~ Laring tersusun atas 9 lempeng kartilago yang dihubungkan dengan ligamen , yang gunanya supaya jalur
udara tetap terjaga terbuka setiap waktu.
~ Kartilago adalah : jaringan lentur yang mencegah kolap laring.
~ Esofagus adalah pipa yang kolaps, kecuali ketika makan melewatinya.
~ Kartilago terbesar adalah : “ KARTILAGO
TIROIDEUS “ yang dapat diraba pada permukaan leher.
~ “EPIGLOTIS” adalah kertilago yang paling atas untuk menutup laring sewaktu orang menelan.
~ Pada saat menelan, laring terangkat, dan epiglotis menutup bagian puncak untuk mencegah makanan
masuk ke laring. "PLIKA VOKALIS “ ( Pita suara ) : berada di kedua sisi Glotis,
yang terbuka diantaranya.
Selama bernafas : PITA SUARA berada di sisi glotis, sehingga udara melintas
Selama berbicara : Otot-otot intrinsik laring menarik pita suara melewati glotis dan hembusan udara
menggetarkan pita suara untuk menghasilkan suara yang bisa diubah menjadi pembicaraan.
~ Nervus kranialis yg merupakan nervus motorik pada laring untuk fungsi bicara adalah nervus vagus dan
nervus aksesorius secara bebas.
Trakea
>> Trakea memiliki panjang : 10 – 13 cm, diameter 2,5 cm dan menghubungkan Laring sampai Bronkus
Primarius.
>> Dinding trakea terdiri : 16 – 20 lempeng kartilago dengan bentuk menyerupai huruf “ C “yang
menjaga trakea tetap
>> Celah pada cincin kartilago yang tidak bisa menutup secara penuh berada di sisi posterior.
>> Celah ini memungkinkan ekspansi esofagus ketika makanan di telan
>> Mukosa dari trakea “ epitel bersilia “ dengan sel Goblet. terbuka.
Bronkus
Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal dari pada yg kiri, shg benda asing yg
terhirup lebih mudah masuk ke bronkhi kanan.
Oksigen dalam darah diangkut dalam dua bentuk:
Kelarutan fisik dalam plasma
Ikatan kimiawi dengan hemoglobin.
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobindan O2 menurun.
>> Plasma
>> Hemoglobin
>> Trakea memiliki panjang : 10 – 13 cm, diameter 2,5 cm dan menghubungkan Laring sampai Bronkus
Primarius.
>> Dinding trakea terdiri : 16 – 20 lempeng kartilago dengan bentuk menyerupai huruf “ C “yang
menjaga trakea tetap
>> Celah pada cincin kartilago yang tidak bisa menutup secara penuh berada di sisi posterior.
>> Celah ini memungkinkan ekspansi esofagus ketika makanan di telan
>> Mukosa dari trakea “ epitel bersilia “ dengan sel Goblet. terbuka.
Bronkus
Bronkus utama kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih vertikal dari pada yg kiri, shg benda asing yg
terhirup lebih mudah masuk ke bronkhi kanan.
Bronchus primer, sekunder dan tersier.
Dari trache sampai
dengan bronchus tersier debu
< 5 micron akan ditangkap
dan dikeluarkan oleh
silia
dengan kecepatan
3 cm / jam
Bronchus terminalis (Tersier)
Debu ukuran 1 – 3 micron ditahan dan dikeluarkan oleh silia dengan kecepatan 1 cm / jam
Bronchiulus
Merupakan cabang dari bronchus sekunder yang dibagi kedalam saluran-saluran kecil yaitu
>> bronchiolus terminal (dilapisi cilia)
>> bronchiolus respirasi (difusu)
Kedua bronchiolus ini mempunyai diameter < 1 mm.
Dari Bronchioli respiratorius selanjutnya menuju ductus alviolus dan ke alvioli.
Alveolus
Duktus alveolus menyerupai buah anggur.
Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas.
Diperkirakan paru-paru mengandung + 300 juta alveolus ( luas permukaan + 100 m2 ) yang dikelilingi oleh
kapiler darah.
Dinding alveolus menghasilkan surfaktan berfungsi
menurunkan tegangan permukaan dinding alveoli.
Pleura
>> Pleura terdiri dari 2 lapisan:
1. Lapisan viseralis yg melekat pd paru.
2. Lapisan parietalis yg membatasi aspek terdalam dinding dada.
>> Rongga pleura mengandung sedikit cairan pleura yg berfungsi sbg pelumas u/ mengurangi
perlengketan antar kedua pleura.
Selama inspirasi maksimal paru-paru hampir mengisi seluruh rongga pleura.
Pd Inspirasi tenang paru2 tdk mengembang maksimal. Sehingga menyisakan ruang sisa pada pleura.
Peradangan pleura (pleuritis) terjadi akibat infeksi pd bag. Paru yg melekat ke pleura.
Paru-Paru
Organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi)
vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon
dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal"
atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai
fungsi nonrespirasi. Istilah
kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari
kata Latin pulmones untuk paru-paru.
Terdiri dari :
1. Paru kanan >> 3 lobus
2. Paru kiri >> 2 lobus
FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
TRANSPOR OKSIGEN
Hemoglobin
Kelarutan fisik dalam plasma
Ikatan kimiawi dengan hemoglobin.
Ikatan hemoglobin dengan tergantung pada saturasi O2, jumlahnya dipengaruhi oleh pH darah dan suhu tubuh. Setiap penurunan pH dan kenaikkan suhu tubuh mengakibatkan ikatan hemoglobindan O2 menurun.
Oksigen content
Jumlah oksigen yang dibawa oleh
darah dikenal sebagai oksigen content (Ca O2 )
>> Hemoglobin
REGULASI VENTILASI
Kontrol dari pengaturan ventilasi dilakukan oleh sistem
syaraf dan kadar/konsentrasi gas-gas yang ada di
dalam darah
Pusat respirasi di medulla
oblongata mengatur:
Rate impuls Respirasi
rate
Amplitudo impuls Tidal
volume
Pusat inspirasi
dan ekspirasi : posterior medulla oblongata
Pusat kemo
reseptor : anterior medulla oblongata, pusat apneu dan pneumothoraks
: pons.
Rangsang ventilasi terjadi atas : PaCo2,
pH darah, PaO2
Ketika
udara atmosfer mencapai alveoli, oksigen akan bergerak dari alveoli
melintasi membran alveolar
kapiler dan menuju sel darah merah. Sistem
sirkulasi kemudian akan membawa oksigen yang telah berikatan
dengan sel
darah merah menuju jaringan tubuh, dimana oksigen akan digunakan sebagai
bahan bakar dalam
proses metabolisme.
Pertukaran
oksigen dan karbon dioksida pada membran alveolar kapiler dikenal
dengan istilah difusi
pulmonal. Setelah proses pertukaran gas selesai
(kadar karbondioksida yang rendah) akan menuju sisi kiri
jantung, dan
akan dipompakan ke seluruh sel dalam tubuh.
Saat
mencapai jaringan, sel darah merah yang teroksigenasi ini akan
melepaskan ikatannya dengan oksigen
dan oksigen tersebut digunakan untuk
bahan bakar metabolisme. Juga karbondioksida akan masuk sel darah
merah. Sel darah merah yang rendah oksigen dan tinggi karbondioksida
akan menuju sisi kanan jantung
untuk kemudian dipompakan ke paru-paru.
Hal
yang sangat penting dalam proses ini adalah bahwa alveoli harus terus
menerus mengalami pengisian
dengan udara segar yang mengandung oksigen
dalam jumlah yang cukup.
Proses pernafasan sendiri ada dua yaitu inspirasi (menghirup) dan ekspirasi (mengeluarkan nafas).
Inspirasi dilakukan oleh dua jenis otot:
2. Otot diafragma, bila berkontraksi diafragma akan menurun. Hal ini dikenal sebagai pernafasan abdominal, dan persarafan melalui nerfus frenikus yang berasal dari cervikal 3-4-5.
Pusat pernafasan ada di batang otak, yang
mendapat rangsangan melalui baro reseptor yang terdapat di
aorta dan
arteri karotis. Melalui nervus frenikus dan nervus interkostalis akan menjadi
pernafasan abdomino
torakal (pada bayi disebut torako-abdominal).
Dalam keadaan normal volume udara yang kita hirup saat bernafas dikenal sebagai
tidal volume. Bila
membutuhkan oksigen lebih banyak maka akan dilakukan
penambahan volume pernafasan melalui
pemakaian otot-otot pernafasan tambahan.
PROSES OKSIGENASI
Respirasi (oksigenasi) adalah peristiwa menghirup O2 masuk kedalam tubuh & mengeluarkan CO2
sebagai sisa dari proses
Oksidasi/ metabolisme.
Fungsi Respirasi :
•Mengambil O2 yang lalu dbawa oleh darah ke seluruh tubuh
•Mengeluarkan CO2 yang terjadi dari sisa pembakaran( metabolisme )
•Menghangatkan & melembabkan udara.
Proses oksigenasi terdiri dari 3 bagian, yaitu :
1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
Jenis Pernapasan
1. Pernapasan Eksternal
Pernapasan
eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh,
sering disebut
sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai
dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut
pada waktu bernapas,
kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli,
lalu oksigen
akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah
merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel
darah merah dipompa oleh
arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan
oksigen 100 mmHg.
2. Pernapasan Internal
2. Pernapasan Internal
Pernapasan
internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan
dengan cairan sekitarnya
yang sering melibatkan proses Semua hormon
termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran
pernapasan.
TANDA DAN GEJALA GANGGUAN OKSIGENASI
Jenis-jenis gangguan oksigenasi
2. Hipoventilasi: terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan oksigen tubuh atau untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
3. Hipoksia : tidak adekuatnya pemenuhan oksigen seluler akibat dari defisiensi oksigen yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurangnya konsentrasi oksigen jika berda di puncak gunung. Tanda dan gejala Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
Tanda dan Gejala:
1. Suara nafas tidak normal
2. Perubahan jumlah pernafasan
3. Batuk disertai dahak
4. Penggunaan otot tambahan pernafasan
5. Dispnea
6. Penurunan haluan urin
7. Penurunan ekspansi paru
8. Takhipnea
Proses Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu melalui kanula, nasal, dan masker. Pemberian oksigen tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
3. Cek flowmeter dan humidifier
4. Hidupkan tabung oksigen
5. Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Berikan oksigen melalui kanula atau masker.
7. Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu berikan lubrikan
dan masukkan.
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan
8. Catat pemberian dan lakukan observasi.
9. Cuci tangan
2. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage.
Fisioterapi dada merupakan suatu rangkaian tindak keperawatan yang terdiri atas perkusi, vibrasi dan postural drainage.
a.
Disebut juga clapping adalah pukualn kuat, bukan berarti sekuat-kuatnya, pada dinding dada dan punggung dengan tangan dibentuk seperti mangkuk.
Tujuannya, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkhus.
Prosedur:
1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi
1. Tutup area yang akan dilakkan perkusi dengan handuk atau pakaian untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti : mammae,
2. Anjurkan klien tarik napas dalam dan lambat untuk meningkatkan relaksasi
3. Perkusi pada tiap segmen paru selama 1-2 menit
4. Perkusi tidak boleh dilakukan pada daerah dengan struktur yang mudah cedera seperti : mammae,
sternum dan ginjal.
b.
Getaran kuat secara serial yang dihasilkan oleh tangan perawat yang diletakkan datar pada dinding dada
klien. Tujuannya,
vibrasi digunakan setelah perkusi untuk meningkatkan turbulensi udara
ekspirasi dan
melepaskan mukus yang kental. Sering dilakukan bergantian
dengan perkusi,
Prosedur:
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum.
c. Postural drainage
1. Letakkan telapak tangan, telapak tangan menghadap ke bawah di area dada yang akan di drainage. Satu tangan diatas tangan yang lain dengan jari-jari menempel bersama dan ekstensi. Cara yang lain: tangan bisa diletakkan secara bersebelahan.
2. Anjurkan klien menarik napas dalam melalui hidung dan menghembuskan napas secara lambat lewat mulut atau pursed lips.
3. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan lengan dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan) tangan keaarh bawah. Hentikan getaran jika klien melakukan inspirasi.
4. Setelah tiap kali vibrasi, anjurkan klien batuk dan keluarkan sekret ke dalam tempat sputum.
c. Postural drainage
Merupakan
salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen
paru-paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Waktu yang terbaik
utnuk melakukannya yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar
1 jam sebelum tidur pada malam hari. Postural drainage harus lebih
sering dilakukan apabila lendir klien berubah warnanya menjadi kehijauan
dan kental atau ketika klien menderita demam.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan postural drainage yaitu:
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
a. Batuk 2 atau 3 kali berurutan setelah setiap kali berganti posisi
b. Minum air hangat setiap hari sekitar 2 liter.
c. Jika harus menghirup bronkodilator, lakukanlah 15 menit sebelum melakukan postural drainage
d. Lakukan latihan napas dan latihan lain yang dapat membantu mengencerkan lendir.
Peralatan:
a. Bantal
b. Papan pengatur posisi
c. Tisu wajah
d. Segelas air
e. Sputum pol
a. Bantal
b. Papan pengatur posisi
c. Tisu wajah
d. Segelas air
e. Sputum pol
Prosedur:
1. cuci tangan
2. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua area paru, data
1. cuci tangan
2. pilih area yang tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua area paru, data
klinis dan chest X-ray.
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area
3. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat.
4. Minta klien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit.
5. Selama 10-15 menit drainage pada posisi tersebut, lakukan perkusi dan vibrasi dada diatas area
yang di drainage
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan
6. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk. Bila tidak bisa batuk, lakukan
suction. Tampung sputum di sputum spot.
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan
7. Minta klien istirahat sebentar bila perlu
8. Anjurkan klien istirahat sebentar bila perlu.
9. Anjurkan klien minum sedikit air.
10. Ulangi langkah 3-8 sampai semua area tersumbat telah ter drainage
11. Ulangi pengkajian dada pada semua bidang paru.
12. Cuci tangan
13. Dokumentasikan
3. Napas dalam dan batuk efektif
a. Napas dalam
Yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari atas pernapasan abdominal (diafragma) dan purse lips breathing.
Prosedur:
1. Atur posisi yang nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan
1. Atur posisi yang nyaman
2. Fleksikan lutut klien untuk merelaksasikan otot abdomen
3. Tempatkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga
4. Tarik napas dalam melalui hidung, jaga mulut tetap tertutup. Hitung samapi 3 selama inspirasi
5. Hembuskan udara lewat bibir seperti meniup (purse lips braething) secara perlahan-lahan
b. Batuk efektif
Prosedur:
1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue dan hipoksia.
1. Tarik napas dalam lewat hidung dan tahan napas untuk beberapa detik
2. Batukkan 2 kali. Pada saat batuk tekan dada dengan bantal. Tampung sekret pada sputum pot.
3. Hindari penggunaan waktu yang lama selama batuk karena dapat menyebabkan fatigue dan hipoksia.
4. Suctioning (pengisapan lendir)
Pengisapan
lendir (suction) merupakan tindakan pada pasien yang tidak mampu
mengeluarkan sekret atau lendir secara sendiri. Tindakan tersebut
dilakukan untuk membersihkan jalan napas dan memenuhi kebutuhan
oksigenasi.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
2. Kateter pengisap lendir
3. Pinset steril
4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
5. Kasa steril
6. Kertas tisu
1. Alat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
2. Kateter pengisap lendir
3. Pinset steril
4. Dua kom berisi larutan akuades/NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
5. Kasa steril
6. Kertas tisu
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
4. Gunakan sarung tangan
5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan.
3. Atur pasien dalam posisi terlentang dan kepala miring ke arah perawat
4. Gunakan sarung tangan
5. Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
6. Hidupkan mesin penghisap
7. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukan kateter pengisap ke dalam kom berisi akuades
atau NaCl 0,9% untuk mencegah trauma mukosa.
8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
11. Lakukan hingga lendir bersih
12. Catat respon yang terjadi
13. Cuci tangan
8. Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
9. Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
10. Bilas kateter dengan akuades atau NaCl 0,9%
11. Lakukan hingga lendir bersih
12. Catat respon yang terjadi
13. Cuci tangan
* THANK YOU ^-^ SEMOGA BERMANFAAT *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar